Inter-Relasi :
A : Musik
B : Teknologi
C : Budaya
D : Gaya hidup
Pokok
Pikiran di Paragraf :
1: Musik
dan remaja
2 :Musik
sebagai media ekpresi diri
3 :Teknologi
sebagai jembatan musik
4 : Teknologi
dan musik sarana persebaran budaya
5 :Globalisasi
budaya mempengaruhi genre musik remaja
6: K-pop
sebagai kiblat musik remaja
7: Kecanduan
musik K-pop pada kalangan remaja
8:
Perubahan gaya hidup remaja
9: Tren
menjadi kebutuhan
10: Gaya
hidup yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
MUSIK
K-POP MELALUI TEKNOLOGI MERUBAH GAYA HIDUP REMAJA
Musik dari dulu hingga sekarang
merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehiupan manusia.Terutama bagi remaja
yang membuat musik menjadi ranah ungkapan perasaan,emosi,imajinasi,kreatifitas
dan ekspresi diri.Bagi remaja,yang merupakan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa,musik adalah teman paling bersahabat dalam melalui masa-masa
ini.Apalagi bagi remaja yang notabenenya labil,musik menjadi bagian dari dirinya.
Musik dengan instrumen dan lirik
yang berbagai jenis dapat dengan mudah mempengaruhi remaja.Dengan banyaknya
inovasi-inovasi musik baru yang datang dari berbagai negara,benua dan tempat
terpencil sekalipun yang dapat diakses dengan kemudahan teknologi
telekomunikasi yang semakin berkembang pesat,merupakan hal yang lumrah pada
saat ini.Bila diperhatikan selama ini musik mungkin hanya sekedar menjadi media
penghibur,namun seiring perkembangan zaman musik menjadi sarana ekspresi diri.Remaja
mendengarkan atau membuat musik sesuai dengan apa yang ia rasakan dan merupakan
bentuk manifestasi keeksisannya di era ini.
Musik tidak akan dengan mudahnya
tersebar ke berbagai belahan bumi tanpa adanya jembatan perantara,yaitu
teknologi.Teknologi yang terus dikembangkan memudahkan musik mencapai setiap
orang di berbagai tempat.Hingga saat ini musik dari berbagai negara serta
budaya dapat dengan mudah ditemukan.Di zaman sekarang kita dapat mengakses lagu
favorit dari mobile phone,internet,laptop,ipad,maupun mp3.Aplikasi yang
dikhususkan untuk musik pun berbagai macam dari
spotify,joox,soundclod,smule,dan lainnya.
Teknologi dan musik tidak dapat
disangkal telah menjadi sarana penyebaran budaya di dunia. “Proses penyebaran
budaya K-pop ke dunia internasional tidak bisa dilepaskan dari keberasaan media
massa seperti internet,facebook,twitter,youtube dan lainnya bahkan bisa
dikatakan bahwa media massa adalah saluran utama penggerak korean wave” (Wijayanti,2012,p.2) .Di sekitar kita saja kita dapat
melihat bagaimana budaya korea telah menjamur,apalagi di kalangan remaja.K-pop
yang merupakan musik khas korea telah menghipnotis remaja untuk tidak sekedar
mendengarkan musiknya saja namun juga mengikuti cara
berpakaian,berbahasa,perfilman,maupun makanan.Dulu ketika K-pop belum merambah
Indonesia,masih banyak muda mudi yang mendengarkan musik pop Indonesia,jazz
Indonesia,dan dangdut,namun kini sangat jarang ditemukan remaja yang
mendengarkan musik-musik Indonesia.Selain teknologi dan musik,globalisasi pun
ikut andil dalam penyebaran budaya korea ini,Indonesia yang notabenenya negara
berkembang sangat mudah terkena imbas dari globalisasi negara maju seperti
korea.
Jika berbicara tentang musik
pastilah setiap orang memiliki genre musik favorit yang berbeda-beda.Dari
kalangan remaja mereka lebih menyukai genre pop,rock & roll,RnB,jazz dan
lainnya.Namun,genre-genre ini semakin bergeser ketika datangnya globalisasi
budaya korea.Globalisasi budaya adalah gejala tersebarnya budaya tertentu dari
suatu negara ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia.Musik K-pop benar-benar
merajai musik di tanah air dengan peminatnya yang kebanyakan dari kalangan
remaja semakin meningkat.
Remaja saat ini telah menjadikan
K-pop sebagai kiblat mereka.Hal ini dapat terlihat dari Korean wave yang semakin mendunia.Saking tergila-gilanya mereka
dengan K-pop,banyak dari mereka membeli aksesoris,menonton konser,sampai
membuat fans club untuk memuaskan ketertarikan mereka.Dimana ini menjadi
fenomena yang semakin sulit untuk dihindari oleh remaja masa kini.
Bagi penikmat musik K-pop,musik
tidak hanya sekedar didengarkan melainkan seperti nikotin yang semakin sering
dikonsumsi akan menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.Mungkin pada awalnya
akibat dari hal ini tidak tampak namun semakin ke sini akan terasa betapa gaya
hidup hedonisme mulai menggerogoti mereka sedikit demi sedikit.Kepentingan
keinginan didahulukan daripada kebutuhan mereka.Apapun mereka lakukan agar
mendapatkan apa yang menjadi keinginan mereka.
“Gaya hidup adalah cara hidup
individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas),apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan
apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.” (Plummer,1983).Menurut
Amstrong (Nugraheni,2003),Ada 2 faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang yaitu faktor internal dan eksternalf,faktor
internal yaitu sikap,pengalaman,pengamatan,konsep diri,kepribadian,motif dan
persepsi sedangkan faktor eksternal
terdiri dari kelompok referensi,keluarga,kelas sosial dan kebudayaan.Dua
faktor tersebut sangat berperan dalam perubahan gaya hidup remaja masa
kini,mereka lebih mengutamakan barang-barang yang mereka inginkan ketimbang barang-barang
yang mereka butuhkan.Perubahan buruk ini terjadi bersamaan dengan masuknya budaya
korea dan K-pop ke Indnesia.
Saat ini tren K-pop menjadi
sebuah kebutuhan bagi para remaja.Mengikuti update
terbaru tentang idola K-pop serta lagu-lagu mereka merupakan keharusan yang
mutlak.Bahkan sebagian dari remaja rela untuk mengeluarkan uang yang tidak
sedikit demi memenuhi “kebutuhan” mereka.Tren musik K-pop menjamah kawula muda
secara perlahan namun pasti.
Indonesia meskipun sebuah negara
berkembang,Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam.Namun sayang,dengan
masuknya budaya asing seperti K-pop,banyak generasi muda mulai melupakan
kebudayaan bangsanya sendiri.Tidak hanya itu,kebudayaan asing tanpa kita sadari
juga merubah gaya hidup generasi muda.Yang awalnya dengan apa adanya merasa
cukup kini remaja terus merasa kurang,kurang,dan kurang,sehingga menimbulkan
gaya hidup hedonisme seperti sekarang.Dari sini kita dapat melihat prioritas
remaja sudah berubah haluan dan hal ini sama sekali tidak cocok dengan
kebudayaan Indonesia.