Minggu, 04 Juni 2017

UAS

Inter- relasi:
A : Toleransi
B : Agama
C : Musik
D : Cinta

Pokok pikiran di paragraf :
1.Toleransi di Indonesia
2.Integrasi dan toleransi membawa kemerdekaan
3.Indonesia Pincang tanpa toleransi
4.Perkara agama bikin apatis toleransi
5.Menumbuhkan toleransi
6.Toleransi sama dengan musik
7.Mencintai dan menerima perbedaan

Indonesia Miris
Indonesia,sebuah negara dengan keanekaragaman yang tak perlu dipertanyakan.Dari Sabang sampai Merauke,berbagai suku bangsa saling bergandengan tangan.Dengan tangan terbuka menerima perbedaan.Perbedaan yang dirangkul dengan satu kata yaitu toleransi.Sebuah hal yang tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.Sebuah manifestasi dari kesetaraan suku,agama,ras,antargolongan.Dimana toleransi sangat menentang keras diskriminasi minoritas.

Dengan Toleransi kita diantar menuju kemerdekaan,para pejuang mengesampingkan segala perbedaan demi bendera merah putih dapat berkibar bebas.Berbagai suku,agama,budaya,golongan,ras,pemikiran bersatu demi satu tujuan,yaitu merdeka.Toleransi melebur dalam integrasi hingga membawa kemenangan bagi bangsa ini.

Toleransi bagi Indonesia sudah seperti salah satu kaki pada meja,jika satu kaki itu patah atau hilang maka meja itu akan pincang,tidak seimbang.Begitulah Indonesia saat ini,pincang.Terpecah belah hanya karena gesekan kecil,padahal kita tau Indonesia itu unik dengan keanekaragamannya.Toleransi bukan lagi sebuah prioritas,bahkan masyarakat mulai apatis pada toleransi.

Apatisnya masyarakat Indonesia terhadap toleransi bukan lagi sebuah isu,contohnya pada kasus Ahok.Terpecah belah karena agama.Mengutuk “Si cina” sebagai penista,melakukan segala macam aksi agar ia segera dibui.Merasa paling benar karena mayoritas,mengatasnamakan agamanya sambil menunjuk agama lain sebagai pihak paling salah.Ketika putusan bersalah jatuh pada “Si cina”,para pendukung gerakan aksi berpesta ria.Jika dipikir lagi,dimana rasa toleransi dan hati mereka.Tertawa di atas penderitaan orang lain.Miris.

Sedih melihat bangsa ini yang sudah diperjuangkan mati-matian malah masyarakatnya sendiri juga yang menghancurkannya.Namun syukurnya masih ada beberapa orang yang benar-benar memandang toleransi adalah sebuah kesetaraan,bukan siapa yang berada di atas ataupun siapa yang berada di bawah.Toleransi itu ada jika kita yang menumbuhkannya,bukan mematikannya dengan keegoisan.

Toleransi itu seharusnya seperti musik,meskipun pendengarnya berbeda-beda musik tetap dapat menyatukan pendengarnya.Seperti lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dari pelosok desa hingga pelosok kota,dinyanyikan oleh orang-orang yang berbeda namun lagunya tetap satu Indonesia Raya.Berbeda bukan berarti harus ada pembatas,karena perbedaanlah yang membuat kita mengerti satu sama lain.Seperti kemarin,saya melihat sebuah video di instagram musisi ternama yang seorang non muslim yaitu Glenn Fredly.Beliau menyanyikan sholawat dan mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi kaum muslim.Bukankah hidup dengan toleransi itu seharusnya seperti ini?saling mendukung bukannya saling menjatuhkan.

Mengetahui tentang toleransi saja tidak cukup,kita seharusnya juga belajar bagaimana mencintai toleransi itu,mencintai perbedaan.Mencintai dan menerima bahwa perbedaanlah yang menyatukan.Sama halnya dengan negara ini,jika kita mencintai Indonesia tanah kelahiran,seharusnya kita memeliharanya,bukan membiarkannya menjadi negara bobrok.Toleransi tidak akan tumbuh tanpa cinta di hati masing-masing individu.Maka mulailah untuk menghargai dan menghormati perbedaan yang ada bukan merendahkan mereka yang berbeda.


Rabu, 24 Mei 2017

Televisi dan Konsumerisme

Iklan komersial dan Hedonisme

Seiring perkembangan zaman media teknologi informasi pun ikut berevolusi.Masyarakat pun ikut merujuk pada indikator modernisasi dengan segala kemudahan akses melalu media dan media massa.Dimana media massa menjadi salah satu hal yang ikut andil dalam penyebaran hedonisme. Contohnya,dilihat dari media yang paling dekat dengan kita yaitu televisi,dengan hadirnya televisi tidak hanya konten hiburan,edukasi,dan informasi yang semakin mudah terjangkau konten komersial pun semakin menjamur yang berperan sebagai keberlangsungan program televisi.

Televisi yang fungsi awalnya sebagai penyebaran informasi kini lebih mengedepankan nilai komersial dari iklan-iklan yang ditayangkan,bahkan iklan yang ditayangkan dapat berdurasi lebih lama ketimbang program tv itu sendiri.Iklan yang dijadikan wadah promosi dan persuasi agar masyarakat yang menonton sebuah program televisi tidak hanya sekedar menonton namun didorong agar membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.Dengan iklan,semakin meningkatlah permintaan produksi terhadap suatu produk yang dimana akhirnya memunculkan keinginan-keinginan penonton untuk memiliki produk lain yang diiklankan.

Lucunya,masyarakat seakan terhipnotis dengan pernak-pernik iklan sehingga tanpa sadar menimbulkan kecenderungan hedonisme pada diri mereka.Membeli barang yang sekiranya tidak mereka butuhkan untuk kepuasan semata.Bila hal ini terus dibiarkan hedonisme akan merambah seluruh kalangan masyarakat dengan cepatnya.

Jadi kesadaran akan dampak negatif dari iklan komersial perlu diwaspadai.Kita tidak pernah tau kapan hedonisme tiba-tiba menguasai diri kita.Setidaknya mencegah lebih baik daripada membiarkan.


Kamis, 04 Mei 2017

Inter-Relasi

Inter-Relasi :
A : Musik
B : Teknologi
C : Budaya
D : Gaya hidup
                                     
Pokok Pikiran di Paragraf :
1: Musik dan remaja
2 :Musik sebagai media ekpresi diri
3 :Teknologi sebagai jembatan musik
4 : Teknologi dan musik sarana persebaran budaya
5 :Globalisasi budaya mempengaruhi genre musik remaja
6: K-pop sebagai kiblat musik remaja
7: Kecanduan musik K-pop pada kalangan remaja
8: Perubahan gaya hidup remaja
9: Tren menjadi kebutuhan
10: Gaya hidup yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia


MUSIK K-POP MELALUI TEKNOLOGI MERUBAH GAYA HIDUP REMAJA

Musik dari dulu hingga sekarang merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehiupan manusia.Terutama bagi remaja yang membuat musik menjadi ranah ungkapan perasaan,emosi,imajinasi,kreatifitas dan ekspresi diri.Bagi remaja,yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa,musik adalah teman paling bersahabat dalam melalui masa-masa ini.Apalagi bagi remaja yang notabenenya labil,musik menjadi bagian dari dirinya.

Musik dengan instrumen dan lirik yang berbagai jenis dapat dengan mudah mempengaruhi remaja.Dengan banyaknya inovasi-inovasi musik baru yang datang dari berbagai negara,benua dan tempat terpencil sekalipun yang dapat diakses dengan kemudahan teknologi telekomunikasi yang semakin berkembang pesat,merupakan hal yang lumrah pada saat ini.Bila diperhatikan selama ini musik mungkin hanya sekedar menjadi media penghibur,namun seiring perkembangan zaman musik menjadi sarana ekspresi diri.Remaja mendengarkan atau membuat musik sesuai dengan apa yang ia rasakan dan merupakan bentuk manifestasi keeksisannya di era ini.

Musik tidak akan dengan mudahnya tersebar ke berbagai belahan bumi tanpa adanya jembatan perantara,yaitu teknologi.Teknologi yang terus dikembangkan memudahkan musik mencapai setiap orang di berbagai tempat.Hingga saat ini musik dari berbagai negara serta budaya dapat dengan mudah ditemukan.Di zaman sekarang kita dapat mengakses lagu favorit dari mobile phone,internet,laptop,ipad,maupun mp3.Aplikasi yang dikhususkan untuk musik pun berbagai macam dari spotify,joox,soundclod,smule,dan lainnya.

Teknologi dan musik tidak dapat disangkal telah menjadi sarana penyebaran budaya di dunia. “Proses penyebaran budaya K-pop ke dunia internasional tidak bisa dilepaskan dari keberasaan media massa seperti internet,facebook,twitter,youtube dan lainnya bahkan bisa dikatakan bahwa media massa adalah saluran utama penggerak korean wave” (Wijayanti,2012,p.2) .Di sekitar kita saja kita dapat melihat bagaimana budaya korea telah menjamur,apalagi di kalangan remaja.K-pop yang merupakan musik khas korea telah menghipnotis remaja untuk tidak sekedar mendengarkan musiknya saja namun juga mengikuti cara berpakaian,berbahasa,perfilman,maupun makanan.Dulu ketika K-pop belum merambah Indonesia,masih banyak muda mudi yang mendengarkan musik pop Indonesia,jazz Indonesia,dan dangdut,namun kini sangat jarang ditemukan remaja yang mendengarkan musik-musik Indonesia.Selain teknologi dan musik,globalisasi pun ikut andil dalam penyebaran budaya korea ini,Indonesia yang notabenenya negara berkembang sangat mudah terkena imbas dari globalisasi negara maju seperti korea.

Jika berbicara tentang musik pastilah setiap orang memiliki genre musik favorit yang berbeda-beda.Dari kalangan remaja mereka lebih menyukai genre pop,rock & roll,RnB,jazz dan lainnya.Namun,genre-genre ini semakin bergeser ketika datangnya globalisasi budaya korea.Globalisasi budaya adalah gejala tersebarnya budaya tertentu dari suatu negara ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia.Musik K-pop benar-benar merajai musik di tanah air dengan peminatnya yang kebanyakan dari kalangan remaja semakin meningkat.

Remaja saat ini telah menjadikan K-pop sebagai kiblat mereka.Hal ini dapat terlihat dari Korean wave yang semakin mendunia.Saking tergila-gilanya mereka dengan K-pop,banyak dari mereka membeli aksesoris,menonton konser,sampai membuat fans club untuk memuaskan ketertarikan mereka.Dimana ini menjadi fenomena yang semakin sulit untuk dihindari oleh remaja masa kini.

Bagi penikmat musik K-pop,musik tidak hanya sekedar didengarkan melainkan seperti nikotin yang semakin sering dikonsumsi akan menyebabkan kecanduan dan ketergantungan.Mungkin pada awalnya akibat dari hal ini tidak tampak namun semakin ke sini akan terasa betapa gaya hidup hedonisme mulai menggerogoti mereka sedikit demi sedikit.Kepentingan keinginan didahulukan daripada kebutuhan mereka.Apapun mereka lakukan agar mendapatkan apa yang menjadi keinginan mereka.

“Gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.” (Plummer,1983).Menurut Amstrong (Nugraheni,2003),Ada 2 faktor yang mempengaruhi  gaya hidup seseorang  yaitu faktor internal dan eksternalf,faktor internal yaitu sikap,pengalaman,pengamatan,konsep diri,kepribadian,motif dan persepsi sedangkan faktor eksternal  terdiri dari kelompok referensi,keluarga,kelas sosial dan kebudayaan.Dua faktor tersebut sangat berperan dalam perubahan gaya hidup remaja masa kini,mereka lebih mengutamakan barang-barang yang mereka inginkan ketimbang barang-barang yang mereka butuhkan.Perubahan buruk ini terjadi bersamaan dengan masuknya budaya korea dan K-pop ke Indnesia.

Saat ini tren K-pop menjadi sebuah kebutuhan bagi para remaja.Mengikuti update terbaru tentang idola K-pop serta lagu-lagu mereka merupakan keharusan yang mutlak.Bahkan sebagian dari remaja rela untuk mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi memenuhi “kebutuhan” mereka.Tren musik K-pop menjamah kawula muda secara perlahan namun pasti.

Indonesia meskipun sebuah negara berkembang,Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam.Namun sayang,dengan masuknya budaya asing seperti K-pop,banyak generasi muda mulai melupakan kebudayaan bangsanya sendiri.Tidak hanya itu,kebudayaan asing tanpa kita sadari juga merubah gaya hidup generasi muda.Yang awalnya dengan apa adanya merasa cukup kini remaja terus merasa kurang,kurang,dan kurang,sehingga menimbulkan gaya hidup hedonisme seperti sekarang.Dari sini kita dapat melihat prioritas remaja sudah berubah haluan dan hal ini sama sekali tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia.




Selasa, 04 April 2017

UTS (072)


Mie instan

Sejak beberapa tahun lalu hingga sekarang ini Indonesia telah dimanjakan dengan berbagai macam makanan yang tidak sehat.Masyarakat khususnya remaja,sekarang sudah masa bodoh dengan pola hidup dan makan sehat.Tersebarnya junk food dan fast food membuat hampir setiap orang lalai akan pentingnya terpenuhi gizi seimbang bagi setiap individu.Apalagi dengan kedatangan mie instan,sebuah makanan junk food dengan cita rasa yang menggugah selera dan cara pengolahannya yang mudah membuat setiap orang ketagihan.Padahal, mie instan dapat memperburuk gizi dan pola makan remaja masa kini.
Dari 10 koresponden remaja dengan rentang usia 18-20 tahun mengungkapkan bahwa mereka dapat mengkonsumsi mie instan sekitar 1-10 kali dalam seminggu.Dimana ini menyatakan bahwa pola makan mereka yang buruk,meskipun begitu mereka tetap mengkonsumsinya dengan alasan rasa mie instan yang enak membuat mereka ingin terus mengkonsumsinya.Dan yang lebih mencengangkan bahwa 7 dari mereka mengetahui kandungan dari mie instan tetapi tak mempedulikan apa dampak dari kandungan tersebut bagi kesehatan mereka.
Dari hasil wawancara dengan 3 remaja,mereka telah terbiasa mengkonsumsi mie instan sejak mereka berusia sekitar 7-10 tahun.Usia yang sangat dini bahkan usia dimana tubuh serta otak mereka masih  berkembang.Ini membuktikan bahwa pola makan mereka sudah tidak sehat dan kebiasaan memanjakan mereka dengan mengkonsumsi junk food seperti mie instan sepertinya bukanlah hal yang bijak,belum lagi asupan nutrisi mereka yang tidak seimbang dapat membahayakan sistem kekebalan tubuh mereka.
Zaman sekarang orang inginnya semua serba cepat,serba praktis.Urusan perut juga inginnya yang simple,bisa diterima lidah dan cukup mengenyangkan.Sayangnya,demi kepraktisan dan kelezata,nilai gizi sering kali diabaikan oleh konsumen dan produsen makanan tersebut.Kebanyakan makanan yang praktis tersebut miskin vitamin dan mineral,tinggi garam,lebuh banyak lemak,dan gula.Inilah yang diberi label junk food,karena tidak berguna bagi tubuh.Terutama bagi remaja yang pertumbuhannya masih berlangsung.Mie instan yang termasuk junk food  mengandung banyak sodium,saturated fat,dan kolesterol.Bila jumlah ini terlalu banyak di dalam tubuh,maka akan menimbulkan banyak penyakit.Dari penyakiit ringan sampai penyakit berat macam darah tinggi,strok,jantung,kanker dan obesitas.Gizi seimbang yang dibutuhkan tubuh pun akhirnya tidak tercapai.(sumber: Buku Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan)
Seperti fakta-fakta yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa mie instan nyatanya dapat memperburuk gizi dan pola makan remaja masa kini.Rasanyayang selalu menggugah tidaklah setara dengan dampaknya bagi kesehatan tubuh.Maka dari itu yang perlu remaja masa kini sadari dan perhatikan adalah nilai nutrisi yang terdapat dalam setiap makanan yang mereka konsumsi dan utamakanlah pola makan sehat sedari sekarang bila tidak ingin menyesal di kemudian hari.


Minggu, 26 Maret 2017

Tugas BIP

Kalimat Majemuk Setara

  •          Penggabungan

          Memulai gaya hidup sehat dengan mengurangi konsumsi mie instan dan rajin berolahraga

  • ·         Pertentangan

         Mie instan mengandung banyak karbohidrat dan lemak akan tetapi mie instan mengandung sedikit vitamin dan protein
  • ·         Pemilihan

        Agar mie instan lebih bergizi kita bisa menambahkan sayuran atau telur pada penyajiannya
  • ·         Penguatan

      Indonesia termasuk negara dengan konsumen mie instan tertinggi bahkan ketika ada bencana alam mie instan adalah bahan makanan yang pasti ada

Kalimat Majemuk Bertingkat

  • ·         Waktu

         Masyarakat Indonesia saat ini sudah terbiasa dengan menjamurnya mie instan di sekitar mereka
  • ·         Sebab

          Hipertensi dan gula darah tinggi dapat terjadi karena mengkonsumsi mie instan berlebihan
  • ·         Akibat

         Mengkonsumsi mie instan secara rutin akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita maka sebaiknya hindari mengkonsumsi mie instan dalam jangka waktu panjang
  • ·         Syarat

        Mengkonsumsi mie instan tidak akan jadi masalah apabila kita dapat mengatur jangka waktu ketika mengkonsumsinya
  • ·         Perlawanan

       Masyarakat Indonesia kini banyak yang beralih bahan pangan dari beras kepada olahan tepung terigu yaitu mie instan meskipun begitu pemerintah belum memberikan perhatian khusus pada hal ini
  • ·         Pengandaian

       Obesitas pada anak-anak yang disebabkan oleh mie instan tidak akan merambat seandainya setiap orang tua cerdas dalam memilih makanan
  • ·         Tujuan

       Masyarakat Indonesia seharusnya membudayakan memasak makanan olahan sendiri dan tidak lagi bergantung pada mie instan agar dapat menciptakan generasi yang sehat
  • ·         Perbandingan

      Melonjak naiknya peringkat Indonesia sebagai negara dengan tingkat konsumsi mie instan yang tinggi ibarat sindiran bagi pemerintah yang tutup mata akan kesehatan rakyatnya
  • ·         Pembatasan
     Sebaiknya kurangi konsumsi mie instan berlebih kecuali anda mau mengalami gangguan kesehatan


Rabu, 22 Maret 2017

Tugas

Kata : Mie instan
Frasa : Mahasiswa gencar konsumsi mie instan
Hipotesa : Maraknya konsumsi mie instan berdampak buruk bagi kinerja otak mahasiswa
Data :

Lima belas tahun yang lalu sebelum meningkatnya konsumsi mie instan seperti saat ini,nasi adalah makanan pokok utama bagi setiap orang.Terutama mahasiswa,yang membutuhkan tenaga dari karbohidrat agar memperlancar segala aktivitas harian dan perkuliahan yang cenderung padat serta asupan gizi agar dapat meningkatkan kinerja otak.
Dulu ketika pergi ke kantin biasanya mahasiswa memesan makanan yang dapat mengenyangkan dan bergizi seperti nasi kuning,soto,nasi padang,pecel dan lain-lain.
Namun sekarang,mie adalah pengganti nasi yang paling dicari bahkan banyak mahasiwa yang mengkonsumsi mie berlebihan.Alasannya karena fokus pada tugas dan malas untuk memasak nasi dan lauk yang memakan waktu lama.Sebaliknya,pengolahan mie yang tidak perlu berlama-lama dan rasanya yang enak menjadi santapan favorit bagi mahasiswa.
Padahal jika diteliti lebih dalam konsumsi mie instan dalam jangka waktu lama dan sering dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dan mengganggu kinerja otak.Dimana ini akan berdampak buruk bagi kesehatan dan proses belajar mahasiswa.

Kamis, 16 Maret 2017

Tugas 3 Bahasa Indonesia Profesi NIM 072

Kata : Mie instan

Frasa : Sering mengkonsumsi mie instan

Hipotesa : Meningkatnya konsumsi mie instan di kalangan mahasiswa UMM

Data :
Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan kepada 25 mahasiswa dengan media kuisioner ,100 % dari mereka pernah mengkonsumsi mie instan,terutama mie instan jenis indomie.Dan 37,5 % dari mereka berpendapat mereka menyukai mie instan dikarenakan cara pembuatannya yang mudah.Dan 79,2 % dari mereka dapat mengkonsumsi mie instan 1-5 kali dalam seminggu.Serta 100% dari mereka mengetahui bahaya mengkonsumsi mie instan dalam jumlah besar.

Kamis, 02 Maret 2017

Tugas 2 Bahasa Indonesia Profesi NIM 072

Pelajaran mengarang sudah dimulai.
Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati.
Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga “Ibu”.
Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kaca-matanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa.
Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu Guru Tati menyuruhnya berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, “Liburan ke Rumah Nenek”, “Ibu”.  Sandra memandang Ibu Guru Tati dengan benci.
Setiap kali tiba saatnya pelajaran mengarang, Sandra selalu merasa mendapat kesulitan besar, karena ia harus betul-betul mengarang. Ia tidak bisa bercerita apa adanya seperti anak-anak yang lain. Untuk judul apapaun yang ditawarkan Ibu Guru Tati, anak-anak sekelasnya tinggal menuliskan kenyataan yang mereka alami. Tapi, Sandra tidak, Sandra harus mengarang. Dan kini Sandra mendapat pilihan yang semuanya tidak menyenangkan.
Ketika berpikir tentang “Keluarga Kami yang Berbahagia”, Sandra hanya mendapatkan gambaran sebuah rumah yang berantakan. Botol-botol dan kaleng-kaleng minuman yang kosong berserakan di meja, di lantai, bahkan sampai ke atas tempat tidur. Tumpahan bir berceceran diatas kasur yang spreinya terseret entah ke mana. Bantal-bantal tak bersarung. Pintu yang tak pernah tertutup dan sejumlah manusia yang terus menerus mendengkur, bahkan ketika Sandra pulang dari sekolah.
“Lewat belakang, anak jadah, jangan ganggu tamu Mama,” ujar sebuah suara  dalam ingatannya, yang ingin selalu dilupakannya.
***
Lima belas menit telah berlalu. Sandra tak mengerti apa yang harus dibayangkanya tentang sebuah keluarga yang berbahagia.
“Mama, apakah Sandra punya Papa?”
“Tentu saja punya, Anak Setan! Tapi, tidak jelas siapa! Dan kalau jelas siapa belum tentu ia mau jadi Papa kamu! Jelas? Belajarlah untuk hidup tanpa seorang Papa! Taik Kucing dengan Papa!”
Apakah Sandra harus berterus terang? Tidak, ia harus mengarang. Namun ia tak punya gambaran tentang sesuatu yang pantas ditulisnya.
Dua puluh menit berlalu. Ibu Guru Tati mondar-mandir di depan kelas. Sandra mencoba berpikir tentang sesuatu yang mirip dengan “Liburan ke Rumah Nenek” dan yang masuk kedalam benaknya adalah gambar seorang wanita yang sedang berdandan dimuka cermin. Seorang wanita dengan wajah penuh kerut yang merias dirinya dengan sapuan warna yang serba tebal. Merah itu sangat tebal pada pipinya. Hitam itu sangat tebal pada alisnya. Dan wangi itu sangat memabukkan Sandra.
“Jangan Rewel Anak Setan! Nanti kamu kuajak ke tempatku kerja, tapi awas, ya? Kamu tidak usah ceritakan apa yang kamu lihat pada siapa-siapa, ngerti? Awas!”
Wanita itu sudah tua dan menyebalkan. Sandra tak pernah tahu siapa dia. Ibunya memang memanggilnya Mami. Tapi semua orang didengarnya memanggil dia Mami juga. Apakah anaknya begitu banyak? Ibunya sering menitipkan Sandra pada Mami itu kalau keluar kota berhari-hari entah ke mana.
Di tempat kerja wanita itu, meskipun gelap, Sandra melihat banyak orang dewasa berpeluk-pelukan sampai lengket. Sandra juga mendengar musik yang keras, tapi Mami itu melarangnya nonton.
“Anak siapa itu?”
“Marti.”
“Bapaknya?”
“Mana aku tahu!”
Sampai sekarang Sandra tidak mengerti. Mengapa ada sejumlah wanita duduk diruangan kaca ditonton sejumlah lelaki yang menujuk-nunjuk mereka.
“Anak kecil kok dibawa kesini, sih?”
“Ini titipan si Marti. Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian dirumah. Diperkosa orang malah repot nanti.”
Sandra masih memandang keluar jendela. Ada langit biru diluar sana. Seekor burung terbang dengan kepakan sayap yang anggun.
***
Tiga puluh menit lewat tanpa permisi. Sandra mencoba berpikir tentang “Ibu”. Apakah ia akan menulis tentang ibunya? Sandra melihat seorang wanita yang cantik. Seorang wanita yang selalu merokok, selalu bangun siang, yang kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi.
Apakah wanita itu Ibuku? Ia pernah terbangun malam-malam dan melihat wanita itu menangis sendirian.
“Mama, mama, kenapa menangis, Mama?”
Wanita itu tidak menjawab, ia hanya menangis, sambil memeluk Sandra. Sampai sekarang Sandra masih mengingat kejadian itu, namun ia tak pernah bertanya-tanya lagi. Sandra tahu, setiap pertanyaan hanya akan dijawab dengan “Diam, Anak Setan!” atau “Bukan urusanmu, Anak Jadah” atau “Sudah untung kamu ku kasih makan dan ku sekolahkan baik-baik. Jangan cerewet kamu, Anak Sialan!”
Suatu malam wanita itu pulang merangkak-rangkak karena mabuk. Di ruang depan ia muntah-muntah dan tergelatak tidak bisa bangun lagi. Sandra mengepel muntahan-muntahan itu tanpa bertanya-tanya. Wanita yang dikenalnya sebagai ibunya itu sudah biasa pulang dalam keadaan mabuk.
“Mama kerja apa, sih?”
Sandra tak pernah lupa, betapa banyaknya kata-kata makian dalam sebuah bahasa yang bisa dilontarkan padanya karena pertanyaan seperti itu.
Tentu, tentu Sandra tahu wanita itu mencintainya. Setiap hari minggu wanita itu mengajaknya jalan-jalan ke plaza ini atau ke plaza itu. Di sana Sandra bisa mendapat boneka, baju, es krim, kentang goreng, dan ayam goreng. Dan setiap kali makan wanita itu selalu menatapnya dengan penuh cinta dan seprti tidak puas-puasnya. Wanita itu selalu melap mulut Sandra yang belepotan es krim sambil berbisik, “Sandra, Sandra …”
Kadang-kadang, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Selesai membacakan cerita wanita itu akan mencium Sandra dan selalu memintanya berjanji menjadi anak baik-baik.
“Berjanjilah pada Mama, kamu akan jadi wanita baik-baik, Sandra.”
“Seperti Mama?”
“Bukan, bukan seperti Mama. Jangan seperti Mama.”
Sandra selalu belajar untuk menepati janjinya dan ia memang menjadi anak yang patuh. Namun wanita itu tak selalu berperilaku manis begitu. Sandra lebih sering melihatnya dalam tingkah laku yang lain. Maka, berkelebatan di benak Sandra bibir merah yang terus menerus mengeluaran asap, mulut yang selalu berbau minuman keras, mata yang kuyu, wajah yang pucat, dan pager …
Tentu saja Sandra selalu ingat apa yang tertulis dalam pager ibunya. Setiap kali pager itu berbunyi, kalau sedang merias diri dimuka cermin, wanita itu selalu meminta Sandra memencet tombol dan membacakannya.
     
DITUNGGU DI MANDARIN
KAMAR: 505, PKL 20.00
     
Sandra tahu, setiap kali pager ini menyebut nama hotel, nomor kamar, dan sebuah jam pertemuan, ibunya akan pulang terlambat. Kadang-kadang malah tidak pulang sampai dua atau tiga hari. Kalau sudah begitu Sandra akan merasa sangat merindukan wanita itu. Tapi, begitulah , ia sudah belajar untuk tidak pernah mengungkapkanya.
***
Empat puluh menit lewat sudah.
“Yang sudah selesai boleh dikumpulkan,” kata Ibu guru Tati.
Belum ada secoret kata pun di kertas Sandra. Masih putih, bersih, tanpa setitik pun noda. Beberapa anak yang sampai hari itu belum mempunyai persoalan yang teralalu berarti dalam hidupnya menulis dengan lancar. Bebarapa diantaranya sudah selesai dan setelah menyerahkannya segera berlari keluar kelas.
Sandra belum tahu judul apa yang harus ditulisnya.
“Kertasmu masih kosong, Sandra?” Ibu Guru Tati tiba-tiba bertanya.
Sandra tidak menjawab. Ia mulai menulis judulnya: Ibu. Tapi, begitu Ibu Guru Tati pergi, ia melamun lagi. Mama, Mama, bisiknya dalam hati. Bahkan dalam hati pun Sandra telah terbiasa hanya berbisik.
Ia  juga hanya berbisik malam itu, ketika terbangun karena dipindahkan ke kolong ranjang. Wanita itu barangkali mengira ia masih tidur. Wanita itu barangkali mengira, karena masih tidur maka Sandra tak akan pernah mendengar suara lenguhnya yang panjang maupun yang pendek di atas ranjang. Wanita itu juga tak mengira bahwa Sandra masih terbangun ketika dirinya terkapar tanpa daya dan lelaki yang memeluknya sudah mendengkur keras sekali. Wanita itu tak mendengar lagi ketika dikolong ranjang Sandra berbisik tertahan-tahan “Mama, mama …” dan pipinya basah oleh air mata.
“Waktu habis, kumpulkan semua ke depan,” ujar Ibu Guru Tati.
Semua anak berdiri dan menumpuk karanganya di meja guru. Sandra menyelipkan kertas di tengah.
Di rumahnya, sambil nonton RCTI, Ibu Guru Tati yang belum berkeluarga memeriksa pekerjaan murid-muridnya. Setelah membaca separo dari tumpukan karangan itu, Ibu guru Tati berkesimpulan, murid-muridnya mengalami masa kanak-kanak yang indah.
Ia memang belum sampai pada karangan Sandra, yang hanya berisi kalimat sepotong:
Ibuku seorang pelacur…
                
Seno Gumira Aji Darma - Palmerah, 30 November 1991
*) Dimuat di harian Kompas, 5 Januari 1992.  Terpilih sebagai Cerpen Pilihan Kompas 1993.
 Komentar saya : Mengapa ibu sandra benar-benar memperlihatkan kepada Sandra bahwa ia seorang psk?.Padahal dengan memperlihatkan ia seorang psk dapat mengganggu psikologis Sandra dan lagi Sandra dititipkan di tempat yang tidak layak bagi seorang anak SD sepertinya.Di tempat itu Sandra melihat berbagai macam hal yang tidak seharusnya ia lihat.Hal ini sangat berbahaya bagi psikologis Sandra.Seharusnya di usianya Sandra mendapatkan kasih sayang dan figur seorang ibu yang selalu ada untuknya,dia malah dihadapkan dengan kenyataan bahwa ibunya seorang psk.

Senin, 20 Februari 2017

Tugas 1 (Bahasa Indonesia Profesi) NIM 072

Assalammualaikum.wr.wb

Halo salam kenal semuaaa !!!

Namaku Rusmalinda Nurbaity biasa dipanggil linda atau linlin.Alhamdulillah baru tanggal 9 februari kemarin umurku menginjak 19 tahun,enggak terasa udah semakin berumur aja haha.So biar kuperjelas ya aku lahir tanggal 9 februari 1998.Jadi,aku termasuk anak-anak kelahiran 98 yang terkenal dengan masa-masa krisis moneternya loh,masa-masa sulit banget ya.
Tinggi badanku sekitar 165 cm kalau enggak salah ya,kulitku kuning langsat,mataku coklat hmm apalagi ya,kayanya itu ajadeh kalau sekitar ciri-ciri fisikku.Udah kaya cari jodoh aja pake ciri-ciri fisik haha.

Aku lahir di Balikpapan,tapi karena pekerjaan bapak,aku dan keluarga pindah ke Bontang.Kota kecil yang selalu dirindukan apalagi kalo udah mau balik dari liburan,rasanya berat banget ninggalin.Oh iya sekarang aku lagi menempuh kuliah semester 2 di perguruan tinggi di Malang tepatnya di Universitas Muhammadiyah Malang.Doain ya semoga kuliahnya cepet rampung,cepet dapet kerja,cepet nikah #eh.
Aku anak pertama dari dua bersaudara,adekku perempuan dan kita cuman beda 4 tahun,jadi sekarang dia umur 15 tahun dan duduk di kelas akhir SMP.Kalau udah ketemu sering berantem,ya biasa sih namanya juga saudara,sering juga ketawa bareng sampai ngakak karena hal-hal yang gajelas yang kita anggap lucu padahal kalau menurut orang lain enggak lucu.

Hobiku enggak banyak sih,aku suka renang tapi selama di Malang jarang renang,entah ini hobi atau bukan haha,aku juga suka nonton,nonton apa aja,bisa film atau drama,aku juga suka jalan-jalan yang awalnya sekedar cuci mata sampai akhirnya belanja haha,

Aku tipe orang yang moody apalagi pas masa datang "tamu",kalau perempuan pasti taulah apa yang kumaksud,Kalo menurutku sih aku juga childish walaupun umur udah mau kepala dua ya tetep aja tingkahku kadang ga sesuai umur haha. Aku juga labilan,entah karena emang faktor masanya atau enggak,tapi itu sih yang kutau dari diriku.


Itu akuuuu⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑⇑